![]() |
Foto: Kegiatan Pentas Seni Budaya Nusantara/SemarTara |
SemarTara.com, Gondokusuman Yogyakarta - Pemuda-Pemudi Pengok RW 09, Kelurahan Demangan, Kemantren (dibaca: Kecamatan) Gondokusuman mengelar peringatan hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2023 dengan megusung tema ‘Gen Z Merawat Kebhinekaan’.
Tema ini dimunculkan pemuda-pemudi pengok RW 09 karena berangkat dari kesadaran dimana pada era revolusi industri 4.0 ini telah memasuki era masyarakat dunia. Revolusi teknologi yang mempermudah dan mempercepat kehidupan manusia namun semakin mengarah pada pengerusan budaya bangsa.
Peringatan Sumpah Pemuda di Kampung Pengok RW 09 ini berjalan berkat gotong royong seluruh Pemuda-Pemudi RW 09, Mahasiswa-Mahasiswi yang kos di lingkungan RW 09, Bapak dan Ibu Pengurus RT – RW – PKK, dan seluruh warga RW 09 serta Mahasiswa dan Mahasiswa KKN Tematik Kampus Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) di lingkungan RW 09.
Selain itu, acara ini juga berjalan tidak terlepas dari seluruh sponsorship maupun partnership yang bekerjasama dengan panitia penyelenggara, ditambah dengan swadaya warga RW 09. Acara yang dikemas dalam dua bentuk, yakni ‘Upacara Kebhinekaan’ dan ‘Pentas Budaya Nusantara’ ini dilaksanakan secara langsung dalam satu hari dari pagi hari hingga malam hari.
Kegiatan Upacara Kebhinekaan diikuti oleh kalangan pemuda-pemudi RW 09 dan sekitarnya, para mahasiswa-mahasiswi yang berdomisili di wilayah RW 09, dan para perangkat RT dan RW 09 sekaligus warga RW 09. Uniknya semua mengunakan pakaian ciri khas daerah masing-masing. Ada yang dari Jawa, Sumatera, Bali, NTT, dan lain sebagainya.
Triandri Komarozzaman selaku Ketua RW 09 sekaligus bertindak sebagai pembina upacara, dalam amanatnya menyampaikan bahwa momentum sumpah pemuda adalah hal untuk menebarkan semangat jiwa patriotisme sebagaimana yang telah digaungkan oleh para pemuda ditahun 1928.
“Momentum ini mengingatkan bangsa Indonesia terhadap sejarah gotong-royong seluruh pemuda yang berhasil menebar semangat jiwa patriotisme sekaligus menyatukan visi kebangsaan dalam sumpah pemuda tahun 1928,
![]() |
Foto: Kegiatan Upacara Kebinekaan/SemarTara. |
Setelah kegiatan upacara dilanjutkan dengan makan soto dan minum air es kelapa muda sembari sosialisasi pindah memilih yang dikhususkan untuk para mahasiswa dan mahasiswi kos di lingkungan RW 09 oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Demangan.
Adapun Pentas Budaya Nusantara pada malam harinya di isi oleh beberapa tarian daerah mulai dari Sumatera hingga Papua, musik daerah, dan persembahan Sendratari Roro Jonggrang oleh muda-mudi RW 09’. Pada Pentas Budaya Nusantara dihadiri oleh Mantri Pamong Praja Kemantren Gondokusuman, Lurah Kelurahan Demangan, dan lain sebagainya.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada pemuda-pemudi RW 09 Kelurahan Demangan,” ucap Guritno, AP selaku Mantri Pamong Praja Kemantren Gondokusuman pada sambutannya.
Pentas Budaya dimeriahkan suguhan Tari Payung, Manggilingan, Candik Ayu, dan Mayong dari Jawa oleh Sanggar Star Kusuma.
Tari Turuk langgai dari Mentawai APMD, Tari Dara Cegak Kalbar oleh mahasiswi APMD, Tari Togal Moderen Maluku dari Ikatan Pelajar-Mahasiswa Taliabu, Tarian dari Sumba oleh Himpunan Mahasiswa Sumba Barat Yogyakarta, Tari Zapin Riau oleh Sangar Sultan Syarif Qasim Riau, Tarian daerah Raja Ampat Papua dari Ikatan Pelajar Mahasiswa Raja Ampat DIY.
Dari Pemuda-Pemudi RW 09 sendiri juga mengandeng idola cilik dari RW 09 ‘Mikhayla Morina Yuko’ dan Grup ‘Triwan Music’. Adapun Penampilan utama Muda-Mudi RW 09 tergabung dalam ‘Sendratari Roro Jongang’ yang dilatih oleh Pramuji Sujono.
Muhammad Fais Hakim Rasyid, selaku ketua panitia penyelenggara mengungkapkan kemasan peringatan Sumpah Pemuda bertajuk ‘Gen Z Merawat Kebhinekaan’ dapat merefleksikan diri dan membangun semangat kepemudaan untuk dapat memanfaatkan kecepatan dan kemudahan teknologi dengan bijaksana dan mengedepankan nilai-nilai budaya bangsa. Sehingga, tercermin insan manusia berkepribadian yang berkebudayaan.
Menurut Fais, Manusia Indonesia adalah berkepribadian yang berkebudayaan. Ditambah, bahwa sebagai pemuda di Daerah Istimewa Yogyakarta harus terus mengedepankan nilai-nilai adiluhung dan mengupayakan peningkatan kemuliaan martabat manusia Jogja.
“Pentas Budaya Nusantara ini adalah sebuah bentuk akulturasi budaya di kampung pengok, khususya di RW 09. Dengan berbagai penampilan tarian dari Sumatera hingga Papua harapanya bisa menunjukan dan lebih mengenalkan budaya yang ada di Indonesia. Sehingga, keberagaman dan kebudayaan bisa terus dipupuk mulai dari kampung,” pungkasnya.(Redaksi)***