Foto Ketua DPD PA GMNI Malut, Benyamin Riscky Ajawaila S.H/SemarTara.com (PT. Pena Data Media). |
SemarTara.com, Halut Malut - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Provinsi Maluku Utara (Malut) Benyamin Riscky Ajawaila, S.H meminta kepada GMNI Halut agar bisa menyelesaikan konfiknya dengan Bupati Halmahera Utara Ir. Frans Manery.
Hal ini dikatakan Ketua DPD PA GMNI Malut, Benyamin Riscky Ajawaila S.H dalam keterangan persnya dikarenakan masalah yang meminpa GMNI dan Bupati tak kunjung usai sehingga berdampak pada proses jalan pembangunan di Halut.
"Aksi yang dilakukan oleh GMNI HaIut beberapa waktu yang lalu sehingga saling melapor di Polda Malut maupun di Polres Halut, baik laporan GMNI maupun laporan Bupati Halut harus disikapi secara arif dan bijaksana. Bagi kami DPD PA GMNI Malut, aksi GMNI adalah murni lahir dari nurani organisasi yaitu tujuan dan doktrin perjuangan GMNI untuk mengawal pemerintahan baik dipusat maupun di daerah," ujarnya.
Ketua DPD PA GMNI Malut juga meminta maaf mewakili organisasi atas ketersinggungan Bupati Halut terhadap aksi DPC GMNI Halut beberapa waktu yang lalu. Permohonan maaf ini, ia sampai dengan tujuan untuk mengakhiri polemik yang terjadi.
"Dalam aksi GMNI, apabila ada hal yang tidak berkenan dan dinilai oleh Bupati sebagai sikap yang diangap tidak beretikanya dalam menyampaikan pendapat, itu adalah proses yang lahir dari dinamika parlemen jalan, jika hal itu jadi masalah maka saya sebagai pendiri GMNI di Halut dan juga sebagai Ketua DPD PA GMNI Malut memohon maaf kepada Bupati Halut beserta jajaran," sambungnya.
Ia juga berharap agar masalah yang ada dapat menjadi pembelajaran buat Pemda dan GMNI Halut untuk berbenah dan tetap menjadi mitra kritis pemerintah agar ada keseimbangan jalannya pemerintahan di Halut.
"Semoga ini menjadi pembelajaran kita semua serta harapannya kedepan GMNI akan selalu menjadi mitra kritis yang sudah jadi bagian dari doktrin perjuangan GMNI sejak berdiri pada tanggal 23 Maret 1954," lanjutnya.
Lanjut, Ketua Persatuan Alumni GMNI Maluku Utara itu meminta agar GMNI Halut dapat berdamai dengan Bupati Halut dan GMNI Halut tetap menjadi mitra kritis yang harus dijaga karena baru berkembang mau di Halmahera Utara.
"Dikala 2 orang berseteru, apa kata pemikir, seorang pemikir akan berkata ke dua-duanya benar dan kedua-duanya salah, maksud dari perkataan ini adalah agar kedua-duanya mengoreksi diri (tidak ada simpati dan antipati) sehingga saya berharap agar persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan dengan jalan damai antara Pemda Halut dengan GMNI Halut," tambahnya.
Diakhir, Ketua DPD PA GMNI Malut itu juga berpesan agar GMNI Halut jangan pernah akan mengurungkan niatnya untuk tetap menjadi mitra kritis Pemerintah Daerah di Halut.
"Salam hormat saya buat kader-kader Idiologis penerus ajaran Bung Karno lebih khusus adik-adik GMNI Halut yang berseteru dengan Pemda Halut agar tetap menjadi mitra kritis Pemerintah Daerah menuju Halut yang lebih baik," tutupnya.(Redaksi)***